—
Kedudukan shalat dalam Islam:
- Salah satu rukun Islam, serta kewajiban paling utama setelah dua kalimat syahadat.
- Pembeda antara muslim dan kafir.
- Tiang agama, dan agama seseorang tidak tegak kecuali dengan menegakkan shalat.
- Amalan yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat.
- Penjaga darah dan harta seseorang
Keutamaan mengerjakan shalat 5 waktu:
1) Mendapatkan cinta dan ampunan Allah
2) Selamat dari api neraka
3) Tempat meminta pertolongan kepada Allah
4) Ciri orang yang khusyuk
5) Mencegah dari perbuatan keji dan mungkar
Hukum meninggalkan shalat:
Dirinci sesuai keyakinan dan perbuatannya, dapat menjadi kafir, fasik namun masih dianggap muslim, dianggap sebagai orang jahil, atau berdosa dan sangat tercela.
“Setiap orang yang meremehkan perkara shalat, berarti telah meremehkan agama… Kadar Islam dalam hatimu, sesuai dengan kadar shalat dalam hatimu.”
(Imam Ahmad dalam Ash Sholah, hal. 12).
—
Tak kenal maka tak sayang. Peribahasa ini nampaknya menjadi sebab utama, kenapa banyak dari kaum muslimin tidak mengerjakan shalat. Tak usah jauh-jauh untuk melaksanakan shalat sunnah, shalat 5 waktu yang wajib saja mereka tidak kerjakan padahal cukup 5-10 menit waktu yang diperlukan untuk melaksanakan shalat dengan khusyuk.
Bukan sesuatu yang mengherankan, banyak kaum muslimin bekerja banting tulang sejak matahari terbit hingga terbenam. Pertanyaannya, kenapa mereka melakukan hal itu? Karena mereka mengetahui bahwa hidup perlu makan, makan perlu uang, dan uang hanya didapat jika bekerja. Oleh karena itu, dalam tulisan yang singkat ini, kami akan mengemukakan pembahasan keutamaan shalat lima waktu dan hukum meninggalkannya.
Kedudukan shalat dalam Islam
Shalat memiliki kedudukan yang agung dalam Islam. Kita dapat melihat keutamaan shalat tersebut dalam beberapa poin berikut ini (disarikan dari kitab Shahih Fiqh Sunnah, Syaikh Abu Malik).
1) Shalat adalah kewajiban paling utama setelah dua kalimat syahadat dan merupakan salah satu rukun Islam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Islam itu dibangun di atas lima perkara, yaitu: bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke Baitullah, dan berpuasa pada bulan Ramadhan.” (H.R. Muslim).
2) Shalat merupakan pembeda antara muslim dan kafir.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya batasan antara seseorang dengan kekafiran dan kesyirikan adalah shalat. Barangsiapa meninggalkan shalat, maka ia kafir” (H.R. Muslim). Salah seorang tabi’in bernama Abdullah bin Syaqiq rahimahullah berkata, “Dulu para shahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah pernah menganggap suatu amal yang apabila ditinggalkan menyebabkan kafir kecuali shalat.” (H.R. Tirmidzi).
3) Shalat adalah tiang agama, dan agama seseorang tidak tegak kecuali dengan menegakkan shalat.
Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal radhiyallaahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.” (H.R. Tirmidzi. Dishahihkan oleh Syiakh Albani).
4) Amalan yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaaraka wa Ta’ala mengatakan,’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.” (H.R. Abu Daud. Dishahihkan oleh Syaikh Albani).
5) Shalat merupakan penjaga darah dan harta seseorang
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ”Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mau mengucapkan laa ilaaha illallaah (Tiada sesembahan yang haq kecuali Allah), menegakkan shalat, dan membayar zakat. Apabila mereka telah melakukan semua itu, berarti mereka telah memelihara harta dan jiwanya dariku kecuali ada alasan yang hak menurut Islam (untuk memerangi mereka) dan kelak perhitungannya terserah kepada Allah Ta’ala.” (H.R. Bukhari).
Keutamaan Mengerjakan shalat 5 waktu
Di antara keutamaan-keutamaan shalat adalah sebagai berikut.
1) Mendapatkan cinta dan ampunan Allah
Orang yang mengerjakan shalat berarti menjalankan perintah Allah dan tuntunan Rasulullah, maka ia pantas mendapatkan cinta dan keridhaan Allah. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah (wahai Muhammad), ‘Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosa kalian’” (Q.S. Ali Imran: 31).
2) Selamat dari api neraka dan masuk ke surga
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (Q.S. Al Ahzab: 71). Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi Rahimahullahu berkata, “Yang dimaksud dengan kemenangan dalam ayat ini adalah selamat dari api neraka dan masuk kedalam surga” (Aisarut Tafasir). Dan melaksanakan shalat termasuk mentaati Allah dan Rasul-Nya.
3) Shalat tempat meminta pertolongan kepada Allah sekaligus ciri orang yang khusyuk
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolong kalian. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (Q.S. Al Baqarah: 45).
4) Shalat mencegah hamba dari perbuatan keji dan mungkar
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al Ankabut: 45).
Dan masih banyak lagi.
Hukum Meninggalkan shalat
Perlu diketahui, para ulama telah sepakat (baca: ijma’) bahwa dosa meninggalkan shalat lima waktu lebih besar dari dosa-dosa besar lainnya. Ibnu Qayyim Al Jauziyah –rahimahullah– mengatakan, ”Kaum muslimin bersepakat bahwa meninggalkan shalat lima waktu dengan sengaja adalah dosa besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum minuman keras” (Ash Sholah wa Hukmu Tarikiha, hal. 7).
Adapun berbagai kasus orang yang meninggalkan shalat, kami dapat rinci sebagai berikut:
Kasus pertama: Meninggalkan shalat dengan mengingkari kewajibannya sebagaimana mungkin perkataan sebagian orang, ‘shalat oleh, ora shalat oleh.’ (Kalau mau shalat boleh-boleh saja, tidak shalat juga tidak apa-apa). Jika hal ini dilakukan dalam rangka mengingkari hukum wajibnya shalat, orang semacam ini dihukumi kafir tanpa ada perselisihan di antara para ulama.
Kasus kedua: Meninggalkan shalat dengan menganggap gampang dan tidak pernah melaksanakannya. Maka orang semacam ini berlaku hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menunjukkan kafirnya orang yang meninggalkan shalat. Inilah pendapat Imam Ahmad, Ishaq, mayoritas ulama salaf dari shahabat dan tabi’in. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir.” (H.R. Ahmad, Tirmidzi, An Nasa’i, Ibnu Majah. Dikatakan shahih oleh Syaikh Albani).
Kasus ketiga: Tidak rutin dalam melaksanakan shalat yaitu kadang shalat dan kadang tidak. Maka dia masih dihukumi muslim secara zhohir (yang nampak pada dirinya) dan tidak kafir. Wal ‘ibroh bilkhotimah (Hukuman baginya dilihat dari keadaan akhir hidupnya) (Majmu’ Al Fatawa, 7/617).
Kasus keempat: Meninggalkan shalat dan tidak mengetahui bahwa meninggalkan shalat membuat orang kafir. Maka hukum bagi orang semacam ini adalah sebagaimana orang jahil (bodoh). Orang ini tidaklah dikafirkan disebabkan adanya kejahilan pada dirinya yang dinilai sebagai faktor penghalang untuk mendapatkan hukuman.
Kasus kelima: Mengerjakan shalat hingga keluar waktunya. Dia selalu rutin dalam melaksanakannya, namun sering mengerjakan di luar waktunya. Maka orang semacam ini tidaklah kafir, namun dia berdosa dan perbuatan ini sangat tercela sebagaimana Allah berfirman (yang artinya), “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (Q.S. Al Maa’un : 4-5)
Nasehat Berharga: Jangan Tinggalkan shalatmu!
Imam Ahmad –rahimahullah– mengatakan, “Setiap orang yang meremehkan perkara shalat, berarti telah meremehkan agama. Seseorang memiliki bagian dalam Islam sebanding dengan penjagaannya terhadap shalat lima waktu. Seseorang yang dikatakan semangat dalam Islam adalah orang yang betul-betul memperhatikan shalat lima waktu. Kenalilah dirimu, wahai hamba Allah. Waspadalah! Janganlah engkau menemui Allah, sedangkan engkau tidak memiliki bagian dalam Islam. Kadar Islam dalam hatimu, sesuai dengan kadar shalat dalam hatimu.“ (Ash Sholah, hal. 12).
Penulis: Rahmat Ariza Putra (Alumnus Ma’had Al-Ilmi)
https://muslim.or.id/5403-jagalah-shalatmu-wahai-saudaraku.html
Dimurajaah oleh Ustaz Abu Salman, B.I.S.